Semua di sini adalah temanku! Bersama para penggemar menciptakan panggung Liella!

Akhirnya tur konser pertama dimulai, dan kalian dapat tampil di depan para penggemar, ya.

Sebab selama ini semua event kami diadakan secara online, jadi aku beneran gugup kali ini. Tapi, saat aku berdiri di stage Gunma saat hari pertama, dan aku melihat ayunan lightstick para penggemar yang telah menunggu kami, rasa gugupku hilang begitu saja. Jujur saja, sebenarnya kami tidak tahu berapa jumlah penontonnya. Saat kami berdiri di atas panggung, semuanya penuh sesak, dan banyak sekali yang mengayunkan lightstick-nya…. Aku merasa tenang, semuanya akan baik-baik saja karena semua yang ada di tempat ini berada di pihak kami. Selama tampil aku terus merasa senang, jika kami tampil di panggung dengan perasaan ini, walaupun gugup aku yakin kami dapat melakukannya. 

Aku yakin kamu punya pengalaman panggung melalui balet dan akapela sebelum ini, apakah ada perbedaan perasaan yang kamu rasakan?

Selama ini aku lebih sering hanya selesai dengan memperlihatkan hasil latihan, tapi di Liella, unsur itu juga ditambahkan tapi juga ada sensasi ”membuat panggung bersama dengan semua penggemar.” Kalau di balet dan akapela, kalau gagal ya semuanya salahmu sendiri. Dari situ, semuanya tergantung dirimulah bagaimana kamu membenahinya. Tapi di stage Liella, ada member lain dan para penggemar bersamaku. Melihat mereka mengayunkan lightstick dan memberikan tepuk tangan, membuatku merasa ingin berjuang lagi. Selain itu, aku gak pernah merasakan rasa gugupku hilang begitu saja saat di panggung balet! Justru karena itu, saat ada penonton di hadapanku dan saat aku bertatap mata dengan mereka, aku langsung merasa gugup. Tapi di tur konser kali ini, para penggemar memberikan senyumannya. Karena itu, aku bisa merasa tenang berdiri di atas panggung. 

Daripada tampil spektakuler, aku lebih ingin menjadikannya tarian yang mempresentasikan perasaan Ren.

Kamu menampilkan balet yang luar biasa saat lagu “Mabataki no saki e,” ya.

Sebab aku sendiri yang mengatur koreografi untuk balet dalam lagunya, makanya lagu itu punya makna seperti itu. Saat memasukkan koreografinya, aku dengar guru tariku bingung mau memasukkan apa sebagai selingan dalam lagunya, kemudian aku tanpa ragu bertanya padanya, dan aku sangat terkejut karena dia bilang “Aku mau kamu solo dance di sana,” hahaha. Jadi, selama seminggu aku memikirkan tarian apa yang akan dilakukan oleh Ren-chan, dan aku sendiri yang membuat koreografinya. Aku serius menekuni balet itu cuma sampai musim semi SMA kelas 1, yah berarti sekitar 7 atau 8 tahun lalu, deh. Kalau aku gak latihan lagi aku gak bisa menampilkannya, makanya dua sampai tiga kali sebulan aku latihan balet lagi. 

Membuat koreografi sendiri, itu artinya kamu cukup berpengalaman di bidang balet, ya?

Tidak sama sekali, wkwk. Koreografi balet itu yang aku tahu semuanya yang sudah-sudah ada, jadi seninya adalah di mana kamu melakukannya terus menerus, makanya itu adalah pengalaman pertamaku. Awalnya aku memasukkan 32 putaran fouette sebagai selingan, dan ada saran supaya bagaimana caranya agar member lain bisa masuk pada saat itu. Tentu saja itu ide yang bagus, tapi aku ingin memperlihatkan emosi rumit dan kompleksitas Ren secara pribadi. Banyak yang bilang 32 putaran itu adalah hal yang bagus, namun aku ingin membuat koreografi yang memprioritaskan perasaan Ren-chan, makanya akhirnya aku membuat koreografi yang halus dan luwes daripada yang spektakuler. Di sosmed juga banyak yang bilang itu bagus, makanya aku bersyukur banget sudah memikirkannya matang-matang. 

“Nonfiction!!” dan “Day1” sangat berkesan, ya. Kita bisa melihat penampilan keren Ren-chan yang jarang dapat kita lihat dari biasanya.

Kalau Ren-chan, dia itu punya imej halus dan anggun, namun aku tidak terlalu memfokuskan hal itu pada kedua lagu ini. Terutama pada lagu “Day1” banyak koreografi yang gak ditentukan, makanya kupikir mending lebih ke imut saja…. Saat aku benar-benar tampil di panggung sebagai Ren-chan, kupikir aku akan mengeluarkan banyak ekspresi. Aku sendiri juga gak pengen terpaku pada satu ekspresi saja hanya karena memerankan Ren-chan, dan pasti penonton juga maunya sesuatu yang tidak disetting sebelumnya. Selain itu, Ren-chan juga punya pengalaman di bidang luncur indah, jadi aku yakin pasti dia punya ekspresi yang lebih beragam lebih dari siapapun. Ekspresi dingin dan juga ekspresi kuat menurutku juga adalah pesona Ren-chan, makanya aku memilih untuk tampil lebih bebas.

Latihan pakai masker itu tantangan banget! Semakin sering kami bertukar pikiran, semakin dekat pula jarak kami.

Selama gladi, apakah ada sesuatu yang dirimu rasa harus benahi?

Aku punya banyak target, tapi yang paling penting adalah menikmati semuanya. Sebab aku baru pertama kali tampil di depan pendukung kami, ada sedikit rasa cemas, apakah nanti aku dapat tersenyum secara alami atau tidak. Karena hampir selama latihan memakai masker, jadi aku gak begitu paham gimana caranya berekspresi yang bagus di depan cermin. Sekarang pas latihan tanpa masker, aku jadi sadar bagaimana wajahku saat melakukan suatu koreografi. Aku juga sudah banyak latihan senyum di depan cermin. Selain itu, karena kamera siaran jaraknya cukup jauh dari stage, makanya kalau direkam dari sana, aku jadi penasaran gimana arah pandangannya. Tersenyum ke arah yang sama itu sulit banget, loh! Kadang-kadang ekspresi yang ditangkap sama ekspresi yang dirimu bayangkan itu bisa beda banget, mengejutkan, ya. Kadang itu juga terjadi, setelah penampilan hari pertama di Gunma, aku tidak sengaja melihat rekamanku hari itu, aku jadi begadang memikirkannya sampai jam setengah dua…. Aku ingin mengaturnya sedemikian rupa sebisaku, dan membuatku jadi telat tidur. 

Banyak kesulitan saat latihan pakai masker, ya.

Ada juga yang lain, saat kami pertama kali menyesuaikan lagu saat latihan tanpa masker, terasa banget gak selarasnya. Kami memang harus latihan dengan cara kami sendiri, tapi pas kami padukan beneran gak nyatu sama sekali! Setiap kali kami tersandung masalah, kami akan saling mengeluarkan uneg-uneg kami, bagaimana panjang nada dan pemotongan liriknya, dan menyesuaikan pitch kami sedikit demi sedikit, makanya pada akhirnya kami bisa selaras. Kalau punya pendapat bagus yang pengen dikeluarkan, pokoknya kami keluarkan tanpa takut ada dendam di antara kami, dan kurasa ini jadi pengalaman yang bagus bagi Liella. Kalau aku sendiri, walau sekarang ada member lain yang salah, aku bakal menegurnya dengan bilang kayak “Yang bagian ini yang benernya gini, kan…?”, gitu.  Tapi, sejak tur konser, kami mulai mengingatkan kesalahan masing-masing dengan cara yang lebih tegas, seperti kayak bilang “Nagi-chan, di koreo itu gerakannya gini, loh,” “Oh, iya. Makasih.” Jarak di antara hati kami juga semakin dekat, rasa sadar bahwa kami ini adalah teman itu semakin kuat, dan itu benar-benar membuatku senang. 

Liella menaklukkan semua prefektur!? Perhatikan baik-baik kami yang terus berkembang!

Berakhirnya penayangan anime musim pertama, dan produksi anime musim kedua telah direncanakan. Kalau kita ulas balik, bagaimana pendapatmu mengenai hal itu?

Pokoknya aku ingin berjuang lebih keras untuk anime musim kedua! Sebab aku gak begitu jago soal dubbing, makanya aku ingin lebih bisa mengeluarkan sisi Ren-chan semaksimal mungkin agar tidak menghambat teman-teman yang lain. Dubbing itu ya, saat kamu mengatakan suatu kata, kamu gak bisa langsung mendengarnya di tempat itu juga. Kadang setelah melihat siarannya baru bisa sadar kalau yang sebenarnya yang Si Ren-chan pikirkan itu kayak gimana. Aku sadar pemahaman perasaan dari penggambaran di naskah dan kemampuan untuk menaik turunkan emosiku masih kurang. 

Member Liella dan karakter yang diperankannya banyak yang sinkron dalam banyak hal. Apakah ada adegan yang berkesan?

Adegan di episode 12, di mana member dan murid, dan warga kota bersama membuat sebuah konser, dan saat kami benar-benar konser kami mencoba untuk lebih memahami perasaan itu. “Jadi begini hal yang dibuat bersama itu, ya!”, aku jadikan perasaan itu sebagai bukti, dan setelah penampilan di Gunma selesai, aku nonton episode 12 itu sekali lagi. Baik member dan cast-nya, semuanya benar-benar sosok yang luar biasa. Aku tidak terlalu menyadari hal itu karena saat bernyanyi saja sudah membuatku kewalahan, tapi setelah selesai nyanyi solo dan melihat kursi penonton, di sana aku melihat semua orang sekuat tenaga, dengan serius mengubah warna lightstick-nya. Sebab jarak di antara kami dekat, jadi pas mereka menyalakan lightstick itu kelihatan. Itu saja sudah membuatku benar-benar senang, haha. Apalagi “Starlight Prologue” saat episode 12, semuanya membuat barisan warna member sama seperti di animenya. Kalau dilihat dari panggung itu tuh beneran sebuah mahakarya!

Liella konsisten mewujudkan impiannya, apakah ada impian baru lagi yang lahir?

Kami dapat kesempatan untuk tur ke banyak tempat di seluruh penjuru negeri, jadi banyak di komentar yang bilang “Datang ke Hiroshima, dong”, “Ke Kyoto, dong!” Akunya jadi mikir, “ Iya juga, ya!”, wkwk. Sekarang impianku adalah kalau bisa kami mendatangi 47 prefektur. Karena banyak yang gak bisa datang karena terkendala jarak, makanya kalau bisa kami yang mendatangi mereka. Aku ingin mereka melihat penampilan kami. Suatu hari aku ingin menaklukkan seluruh penjuru negeri ini!

Baiklah. Yang terkhir, tolong berikan pesanmu kepada semua penggemar kalian.

Aku akan tetap berjuang sedikit demi sedikit, agar semua stage kami menjadi sebuah penampilan yang tak terlupakan bagi kalian. Aku tanamkan dalam diriku seakan panggung kali ini adalah yang terakhir, dan berjuang semaksimal mungkin untuk penampilan kami yang tersisa. Kepada kalian yang membaca wawancara ini, kalian akan terus melihat Liella yang terus berkembang. Di stage yang tersisa aku juga akan berusaha keras agar bisa memperlihatkan sosok kami yang berbeda lagi!

3 thoughts on “Interview Aoyama Nagisa | Love Live! Days Liella Special”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *